Deposito Di BRI, Uang Nasabah Prioritas Sebanyak 1,7 Miliar Diduga Raib Ntah Kemana..!

Teks Foto : Kartu BRI Prioritas milik Korban ZR (57). 

BLT.COM, BINJAI, SUMUT
| Bau busuk dugaan penggelapan dana nasabah prioritas di salah satu Bank milik negara kembali mencuat, kali ini menyeret nama seorang oknum pegawai Kepala Unit (Ka Unit) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Namu Ukur Cabang Binjai dengan inisial IL. Di balik seragam dan senyum ramah saat melayani, ternyata tersimpan skenario licik yang diduga merugikan nasabah hingga miliaran rupiah.

Untuk di ketahui, nasabah berinisial ZR tersebut sudah puluhan tahun menabung menjadi nasabah Bank BRI dan bisa dikatakan termasuk nasabah prioritas, bahkan ZR menjadi nasabah ke 23 (dua puluh tiga) di kantor awal ia buka rekening, yaitu menjadi nasabah BRI Unit Puji Mulio. 

Hal tersebut diungkapkan salah seorang nasabah berinisial ZR (57) melalui anaknya berinisial IC via Whatsapp serta mengirimkan bukti-bukti lengkap kepada Awak Media, Sabtu (11/10/2025).

Menurut keterangan anak korban, awalnya oknum pegawai tersebut membujuk rayu nasabah dengan memberikan kesan nyaman dan ramah kepada korban ZR untuk memindahkan dana depositonya ke kantor unit tempat kerja oknum tersebut.

"Ayahnya (ZR), awalnya di kenalkan oleh salah seorang Kepala unit BRI pada tahun 2018 ke oknum IL yang pada saat itu IL juga menjabat Kepala Unit, karena IL juga mengetahui ZR termasuk salah seorang nasabah prioritas di BRI. IL pun menghubungi dan membujuk rayu ZR untuk memindahkan atau membuka depositonya di kantor IL tempat ia bertugas, karena masih sesama satu Bank dan si oknum IL tersebut mempunyai jabatan tinggi di unit tersebut, sehingga menjadi yakinlah ZR untuk memindahkan deposito nya," terang IC.

Lebih lanjut, orang tua saya tidak menaruh curiga sedikit pun, karena IL kan seorang Ka Unit tanpa Track Record buruk di Bank, apa lagi beliau kalau menemui orang tua saya selalu pakai tanda pengenal (name tag) dan memakai mobil dinas milik kantor. Dan begitu seterusnya, ayah saya mengikuti kemana si oknum IL ini pindah ke kantor-kantor unit yang lain, mulai dari unit Jatinegara, unit Sudirman, unit Bangkatan, Unit Sei Semayang dan terakhir Unit Namu Ukur.

"Diakhir Agustus tahun 2025 kami ada keperluan, ayah saya mau menarik dana tersebut sekitar 1,7 miliar di tempat terakhir oknum IL bertugas yaitu unit Namu Ukur yang diketahui masih naungan BRI Cabang Binjai. Disitulah IL mulai menghindar dan berdalih berbagai macam alasan sampai ujungnya orang tua saya melaporkan masalah tersebut ke Pimpinan Cabang BRI Binjai, namun hingga sampai saat ini belum ada solusi yang baik untuk kami," beber IC.

Masih kata IC, memang selama dari awal dana deposito itu masuk ke unit kantor IL menurut ayah saya, uang yang ayah saya anggap bunga dari deposito itu selalu dikirimkan tiap bulannya ke buku tabungan, sampai pada akhirnya masalah ini terkuak ternyata uang itu disetorkan IL melalui setoran teller tiap bulannya. Selama kurang lebih 7 tahun ini, begitulah kiranya IL ini memanipulasi semuanya seolah-olah seperti sesuai prosedur yang ada.

"Kemudian saya mencoba menghubungi IL melalui pesan chat untuk menanyakan tentang ini semua, balasan sepotong IL mengatakan itu Bilyet Deposito Asli. Berarti kan bang, kalau ini asli kami meminta pertanggungjawaban kemana lagi kalau bukan ke pihak Bank, kenapa bilyet asli ini bisa diberikan IL kepada kami selama 7 tahun dengan no bilyet berbeda-beda tanpa ada pengawasan dari pihak Bank, kita tahu lah hilang 1 bilyet asli saja harus ada surat berita acara kan, apalagi ini sampai 7 tahun, hitung sendiri sudah berapa lembar bilyet asli keluar yang dipakai IL untuk diberikan ke kami," ungkapnya.

Kalau pihak Bank mau Uji keaslian bilyet ini sihlakan, kami bersedia dan sangat berharap untuk membuktikan bilyet ini Asli atau diragukan dengan segala pembuktian bukan hanya dengan ucapan saja.

"Kami juga sudah mendatangi kantor wilayah Medan (Kanwil) untuk menanyakan sejauh mana laporan kami ditindaklanjuti, namun yang ironisnya setelah kami menunggu satu jam lebih tidak ada yang bersedia bertemu kami dengan alasan sedang cuti, sedang diluar, bahkan kami disuruh membuat surat janji ketemu lebih dahulu, akhirnya daripada pulang tangan kosong, kami menujukkan kartu nasabah prioritas, barulah kami diberikan akses naik ke bagian prioritas, tapi sepertinya diduga kami hanya dibola sana dan sini," ujar IC kecewa.

IC menambahkan, kami meminta pihak BRI dapat menyelesaikan permasalahan kami, karena uang segitu tidak sedikit bagi kami dan tentunya uang tersebut direncanakan nantinya bisa digunakan di hari tua ayah saya. 

"Kami sangat menyayangkan kejadian seperti ini, dimana dengan status kami sebagai nasabah prioritas bisa terjadi seperti ini, bagaimana dengan nasabah biasa..?," pungkas IC.

Teks Foto : Bukti Konfirmasi pesan Chat Awak Media dengan terduga pelaku dan pihak BRI.

Sementara itu, setelah mendapatkan informasi dari IC, Awak Media mencoba menjumpai korban ZR (57) untuk lebih memastikan kronologi masalah yang menimpanya. "Apa yang dikatakan anak saya IC sudah sesuai dengan kronologi sebenarnya, mulai dari awal hingga masalah ini terkuak," kata ZR kepada Wartawan di Medan, Minggu (12/10/2025) sore.

Untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut Awak Media mencoba menghubungi IL, akan tetapi pesan yang dilayangkan Awak Media tidak terkirim alias centang satu, diduga nomor kontak WhatsApp IL sudah tidak aktif lagi. Kemudian, Awak Media juga mencoba menghubungi Dodi selaku Supervisor dari pihak BRI Cabang Binjai, namun hingga berita terbit, yang bersangkutan belum bersedia memberi tanggapan sama sekali. (IPR)

Posting Komentar

0 Komentar